Kucari Jawab
Di mata air, di dasar kolam,
Kucari jawab teka-teki alam.
Di kawan awan kian kemari,
di situ juga jawabnya kucari.
Di warna bunga yang kembang.
Kubaca jawab, penghilang bimbang,
Kepada gunung penjaga waktu.
kutanya jawab kebenaran tentu,
Pada bintang lahir semula,
Kutangis jawab teka-teki Allah.
Ke dalam hati, jiwa sendiri,
Kuselam jawab! Tiada tercerai
Ya, Allah yang Maha - dalam,
Berikan jawab teka-teki alam.
0, Tuhan yang Maha - tinggi,
Kunanti jawab petang dan pagi`
Hatiku haus `kan kebenaran,
Berikan jawab di hatiku sekarang ...
(J.E. Tatengkeng)
Sejak dulu aku suka sekali dengan sajak diatas, yang kuingat pertama kali aku menemukannya pada buku pelajaran Bahasa Indonesia pada waktu SMP. saat itu aku menuliskannya dalam sebuah buku dan masih kusimpan hingga sekarang.
*Jan Engelbert Tatengkeng adalah salah satu sastrawan angkatan pujangga baru.alam perjalanan hidupnya dia menyadari dan meyakini bahwa kebenaran itu hanya ada pada Allah semata. Ia mencari jawaban akan kebenaran yang dicarinya di berbagai tempat: di mata air, di dasar kolam, di kawanan awan, di indahnya bunga, gunung, dan bintang. Sampai ia berseru kepada Allah yang Mahatinggi. Itulah yang ia gambarkan dalam sajaknya, "Kucari Jawab" diatas.